Senin, 16 Januari 2012

GERBANG UTAMA




Wellcome to SMAN 4 Bandar Lampung yang teletak di Jl. Dr. Cipto Mangunkusumo No 88 Teluk Betung Utara Bandar Lampung. 


SMAN 4 Bandar Lampung sekarang di pimpin oleh kepala sekolah yang berkompenten dalam bidangnya sehingga sekolah ini menjadi lebih maju dan berprestasi dari tahun ke tahun dalam segala bidang baik akademik maupun non akademik. karena disini banyak guru-guru yang kompeten di bidang studi masing-masing sehingga dapat membimbing siswa-siswanya ke jenjang yang lebih baik. di SMAN 4 Bandar Lampung terdiri dari 53 guru yang siap membimbing siswa hingga lulus pada UN.

Profil Kepala Sekolah
Nama : Dra. Lyn Warda Ismail
NIP : 1309364448
Pangkat/Gol : IV/a
Jabatan : Kepala SMAN 4 Bandar Lampung
Alamat : Pahoman Bandar Lampung

Profil Wakasek Kurikulum
Nama : Drs. Rejeki Ginting
NIP :
Pankat/Gol : IV/a
Jabatan : Waka Kurikulum
Alamat : Way Halim Bandar Lampung

Profil Guru
Nama : Nur Adianah
Jabatan : Guru TIK
ALamat : Kemiling Bandar Lampung

dan masih banyak lagi profil guru SMAN 4 Bandar Lampung


MADING SMA NEGERI 4 BANDAR LAMPUNG

PERPUSTAKAAN SMA NEGERI 4 BANDAR LAMPUNG

Gedung SMAN 4 Bandar LAmpung terletak di
Jl. Dr. Cipto Mangunkusumo No 88 Teluk Betung Utara Bandar LAmpung

lokasi SMAN 4 Bnadar Lampung sangat sejuk dan nyaman untuk belajar dengan tenang, karena jauh dari keramaian kendaraan yang lewat. SMAN 4 Bandar Lampung sangatlah ideal untuk siswa bersekolah di sini selain lokasi yang nyaman dan masih banyak lagi ke unggulan dari SMAN 4 Bandar Lampung 

LAPANGAN SMA NEGERI 4 BANDAR LAMPUNG

RUANG KELAS

RUANG KELAS MENUJU RUANG OSIS

SMAN 4 Bandar Lampung terdiri dari 18 ruang kelas yang dibagi menjadi 6 ruang untuk kelas X, 2 ruang kelas XI IPA, 4 ruang kelas IPS, 2 ruang kelas XII IPA, dan 4 ruang kelas XII IPS. dan 1 ruang guru, 1 ruang TU, 1 ruang KepSek, 1 Ruang BK serta terdapat 5 Laboratorium diantaranya Lab Biologi, Lab Fisika, Lab Kimia, Lab Bahasa dan Lab Komputer, Perpustakaan selain itu ada musholah dan temapt parkir kendaraan yang luas.  





Sabtu, 14 Januari 2012

Visi Misi dewan guru dan staf SMA Negeri 4 Bandar Lampung


A. Visi : Bertaqwa, disiplin, cerdas, terampil, menuju prestasi

B. Misi:
1. Menumbuhkan semangat bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan ajaran agamanya.
2. Meningkatkan disiplin dalam mencapai prestasi
3. Meningkat kan mutu dalam proses belajar mengajar
4. Meningkatkan kecerdasan dan ketrampilan
5. Meningkatkan prestasi ekstrakurikuler
C. Tujuan
1. Terciptanya kondisi sekolah yang agamis.
2. Peningkatan mutu akademis dan non akademis, yang dijabarkan pada konsep pembelajaran aktif
3. Terbentuiknya tim olah raga yang tangguh dan disiplin
4. Terciptanya kondisi dan ketahan sekolah yang aman dan tertib
5. Terwujudnya peningkatan lulusan yang dapat diterima di Perguruan Tinggi Negeri, dan Perguruan Tinggi Swasta pilihan.
6. Terciptanya kerja sama antar siswa yang baik



pak Yundarzin ( Agama Islam )

Ibu Maryatun ( Ekonomi )

Bu Sumaryati n Friend,,,

Ibu Siti Nurul ( Kimia)

The Legend ( Dewan Guru SMA N 4 Balam )

Pak Rus ( Satpam SMA  Negeri 4 Balam )

Jumat, 13 Januari 2012

kegiatan ekstrakulikuler siswa - siswi sma negeri 4

pelantikan PASKIBRA

Tari sembah Siswi SMA 4 Balam

Nasyid Rohis SMA 4 Balam

Group YEC

Lambang Paskibra Sekolah

Paskibra Terpilih dalam ULTAH Provinsi Lampung

Wira Solferino

Futsal Dewan Guru

Mapala 

Pengertian Kegiatan Ekstra Kurikuler
Untuk mendefinisikan karakter program guna mencapai hal-hal penting, hendaknya kita mulai dari karakter institusi yang menaunginya. Jika karakter institusi juga terkait dengan misinya sebagai pengembang martabat bangsa, maka karakter program harus pula mengandung unsur-unsur yang mampu mensinergikan perkembangan global dengan kekuatan pengetahuan yang dimiliki bangsa Indonesia. Dalam hal ini digunakan pengetahuan tradisional yang harus digali potensinya sebagai peluang daya saing dan membentuk ciri khas dari karakter Kepemudaan dan Olah Raga Indonesia (Munaf, 2007 : 2).
Sesuai dengan yang telah tercantum pula dalam Undang Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 butir 12 dan 13 yang menyebutkan bahwa pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan diluar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang, dan pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan.
Dari penjelasan tersebut di atas jelaslah bahwa ternyata memang ada beberapa tempat sel2ain pendidikan dalam kelas yang dapat membentuk karakter siswa tersebut, dimana salah satu wahana pengantarnya adalah kegiatan ekstrakurikuler.  Kegiatan Ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah/ madrasah (Anifral Hendri, 2008 : 1-2).
Berdasarkan pengertian diatas menekankan bahwa kegiatan ekstrakurikuler untuk membantu pengembangan peserta didik dan pemantapan pengembangan kepribadian siswa cendrung berkembang untuk memilih jalan tertentu. RB.Cattele dalam Anifral Hendri (2008 : 2) menyatakan bahwa kepribadian seseorang menunjukkan apa yang ingin diperbuat bilamana ia dalam keadaan senang dan ditempatkan pada situasi tertentu.
Melalui kegiatan olahraga diharapkan siswa dapat sehat, mempunyai daya tangkal, daya hayat terhadap Pekat, Narkoba dan obat terlarang. Dalam pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler siswa diarahkan untuk memilih salah satu cabang olahraga yang sesuai dengan minat, bakat dan kemampuan siswa, pada kegiatan ini cabang diharapkan lahir bibit-bibit olahragawan yang nantinya dapat dibina untuk menghadapi event seperti POPDA, PORPROV maupun kompetisi lainnya.
Pembentukan karakter di sekolah
Deng Xiaoping dalam program reformasi pendidikannya pada tahun 1985 secara eksplisit mengungkapkan tentang pentingnya pendidikan karakter. Throughout the reform of the education system, it is emperative to bear in mind that reform is for the fundamental purpose of turning every citizen into a man or woman of character and cultivating more constructive members of society (‘Decisions of Reform of the Education System’, 1985). Karena itu program pendidikan karater telah menjadi kegiatan yang menonjol di Cina yang dijalankan sejak jenjang pra-sekolah sampai universitas (Stefan Sikone, 2006 : 2).
Nah, apabila Cina bisa melakukan pendidikan karakter untuk 1,3 miliar menjadi manusia yang berkarakter (rajin, jujur, peduli terhadap sesama, rendah hati, terbuka), Indonesia tentunya bisa melakukannya. Namun, gaung pendidikan karakter belum banyak terdengar dari para pemimpin kita. Tentunya, sebagai warga negara yang bertanggung jawab, kita semua bisa melakukannya dalam sekolah.
Tentunya, pendidikan karakter adalah berbeda secara konsep dan metodologi dengan pendidikan moral, seperti kewarganegaraan, budi pekerti, atau bahkan pendidikan agama di Indonesia. Pendidikan karakter adalah untuk mengukir akhlak melalui proses knowing the good, loving the good, and acting the good yaitu proses pendidikan yang melibatkan aspek kognitif, emosi, dan fisik, sehingga akhlak mulia bisa terukir menjadi habit of the mind, heart, and hands.
Dalam hubungan ini maka apa yang disarankan Unesco perlu diperhatikan yaitu bahwa pendidikan harus mengandung tiga unsur: (a) belajar untuk tahu (learn to know). (b) belajar untuk berbuat (learn to do). (c). belajar untuk bersama (learn to live together). Unsur pertama dan kedua lebih terarah membentuk having, agar sumber daya manusia mempunyai kualitas dalam pengetahuan dan keterampilan atau skill. Unsur ketiga lebih terarah being menuju pembentukan karakter bangsa. Kini, unsur itu menjadi amat penting. Pembangkitan rasa nasionalisme, yang bukan ke arah nasionalisme sempit, penanaman etika berkehidupan bersama, termasuk berbangsa dan bernegara; pemahaman hak asasi manusia secara benar, menghargai perbedaan pendapat tidak memaksakan kehendak, pengembangan sensitivitas sosial dan lingkungan dan sebagainya merupakan beberapa hal dari unsur pendidikan melalui belajar untuk hidup bersama. Pendidikan dari unsur ketiga ini sudah semestinya dimulai sejak Taman Kanak-Kanak hingga perguruan tinggi. Penyesuaian dalam materi dan cara penyampaiannya tentu saja diperlukan.
Strategi Pembentukan Karakter A. Keteladanan; Memiliki Integritas Tinggi serta Memiliki Kompetensi: Pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional
B. Pembiasaan
C. Penanaman kedisiplinan
D. Menciptakan suasana yang konduksif
E. Integrasi dan internalisasi
F. Meletakkan landasan karakter yang kuat melalui internalisasi nilai dalam pendidikan jasmani.
G. Membangun landasan kepribadian yang kuat, sikap cintai damai, sikap sosial dan toleransi dalam konteks kemajemukan budaya, etnis, dan agama.
H. Menumbuhkan kemampuan berfikir kritis melalui pelaksanaan tugas-tugas ajar dalam pendidikan jasmani.
I. Mengembangkan keterampilan untuk melakukan aktivitas jasmani dan olahraga, serta memahami alasan-alasan yang melandasi gerak dan kinerja.
J. Menumbuhkan kecerdasan emosi dan penghargaan terhadap hak-hak asasi orang lain melalui pengamalan fair play dan sportivitas.
K. Menumbuhkan self esteem sebagai landasan kepribadian melalui pengembangan kesadaran terhadap kemampuan dan pengendalian gerak tubuh.
L. Mengembangkan keterampilan dan kebiasaan untuk melindungi keselamatan diri sendiri dan keselamatan orang lain.
M. Menumbuhkan cara pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani dan pola hidup sehat.
N. Menumbuhkan kebiasaan dan kemampuan untuk berpartisipasi aktif secara teratur dalam aktivitas fisik dan memahami manfaat dari keterlibatannya.
O. Menumbuhkan kebiasaan untuk memanfaatkan dan mengisi waktu luang dengan aktivitas jasmani yang bersifat rekreatif.

PEMBAHASAN
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan pembentukan karakter bangsa dapat dilakukan salah satunya melalui olahraga.Sesuai dengan yang beliau ungkapkan “Dengan olahraga kita bisa kembangkan karakter bangsa, sportivitas sekaligus merekatkan persatuan bangsa,” kata Presiden dalam peringatan hari olahraga nasional XXV yang berlangsung di gedung tenis indoor Gelora Bung Karno Jakarta, Selasa (antara.co.id, 2008 : 1).
Fungsi Kegiatan Ekstrakurikuler
Menurut kajian Anifral Hendri (2008 : 2) mengenai fungsi kegiatan ekstrakurikuler adalah sebagai berikut :
a. Pengembangan, yaitu fungsi kegiatan ekstra kurikuler untuk mengembangkan kemampuan dan kreativitas peserta didik sesuai dengan potensi, bakat dan minat mereka.
b. Sosial, yaitu fungsi kegiatan ekstra kurikuler untuk mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial peserta didik.
c. Rekreatif, yaitu fungsi kegiatan ekstra kurikuler untuk mengembangkan suasana rileks, mengembirakan dan menyenangkan bagi peserta didik yang menunjang proses perkembangan.
d. Persiapan karir, yaitu fungsi kegiatan ekstra kurikuler untuk mengembangkan kesiapan karir peserta didik.
Jenis kegiatan Ekstra Kurikuler
Anifral Hendri (2008 : 2 – 3), mengemukakan pendapat umumnya mengenai beberapa jenis kegiatan ekstrakurikuler dalam beberapa bentuk yaitu :
a. Krida, meliputi Kepramukaan, Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS), Palang Merah Remaja (PMR), Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (PASKIBRAKA).
b. Karya Ilmiah, meliputi Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR), kegiatan penguasaan keilmuan dan kemampuan akademik, penelitian.
c. Latihan/lomba keberbakatan/ prestasi, meliputi pengembangan bakat olah raga, seni dan budaya, cinta alam, jurnaistik, teater, keagamaan.
d. Seminar, lokakarya, dan pameran/ bazar, dengan substansi antara lain karir, pendidikan, kesehatan, perlindungan HAM, keagamaan, seni budaya.
e. Olahraga, yang meliputi beberapa cabang olahraga yang diminati tergantung sekolah tersebut, misalnya : Basket, Karate, Taekwondo, Silat, Softball, dan lain sebagainya.
Dalam upaya melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler banyak sekali hambatan dan permasalahan yang harus dihadapi baik terhadap SDM, sarana dan dana, tingkat kepedulian orang tua daan masyarakat maupun petunjuk pelaksanaan ekstra kurikuler itu sendiri sehingga kegiatan ekstra kurikuler di sekolah tidak berjalan sebagaimana mestinya, apalagi saat ini siswa dituntut untuk belajar penuh pagi dan sore. Sehingga hendaknya selain unsur penilaian positif mengenai ekstrakurikuler itu sendiri, maka beberapa kajian seperti tersebut diatas hendaklah menjadi suatu hal yang patut kita cermati sesuai dengan sedikit penjelasan berikut.

banyak kegiatan Ekstrakurukuler yang ada d SMA Negeri 4 Bandar Lampung,,
Antara lain :
-PASKIBRA
-PMR ( palang merah remaja ) WIRA SOLFERINO
-ROHIS ( KEROHANIAN ISLAM )
-YEC ( YOUTH ENGLISH CLUB)
-PRAMUKA
-KIR (KARYA ILMIAH REMAJA)
-SKR (SANGGAR KESENIAN REMAJA)
-etc..


koperasi sma 4 balam








Koperasi Siswa yang anggotanya para seluruh siswa dari suatu sekolah, yang fungsinya sebagai wadah untuk belajar  dan menumbuhkan tumbuhnya kesadaran berkoperasi di kalangan siswa sebagai anggota dan pengurus. Kopsek mempunyai nilai dan potensi strategis untuk meminimalisir masalah pengangguran karena skill yang tidak memadai dalam kewirausahaan atau entrepreneur, potensi yang dimiliki oleh koperasi sekolah a.l.

:1) koperasi sekolah sebagai wahana pembelajaran sehingga memiliki alternatif bagi kepentingan di masa depan, (2) potensi peningkatan kualitas SDM karena kopsek  sebagai sarana pembelajaran berkoperasi dan mengasah potensi kewirausahaan sehingga tersedianya wahana proses pembelajaran memiliki alternatif menjadi mandiri sehingga dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia, (2) potensi sebagai wahana pembelajaran karena para siswa mengenal dan mempraktekkan sendiri aktivitas – aktivitas pengelolaan  transaksi atau berusaha seperti mencatat, membukukan, melayani pelanggan, menerima barang, mengelola barang serta berbagai aktivitas  lainya.
Karena pengembangan kewirausahaan (entrepreneur) tidak dapat dilakukan secara instant. Sikap mental kewirausahaan (entrepreneur) membutuhkan real touch, untuk mengasah potensi segala  internal yang ada pada diri masing - masing orang agar menjadi  terlatih. Pengembangan kewirausahaan (entrepreneur) juga sesuai dengan dengan tujuan pendirian koperasi. Pada saat koperasi sekolah benar - benar dirasakan siswa sebagai wadah yang dapat menggembleng diri mereka dalam menghadapi masa depan maka minat entrepreneur juga dapat muncul pada saat siswa dilatih dalam wadah koperasi sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui kondisi koperasi sekolah dan partisipasi anggota koperasi sekolah, (2) mendeskripsikan dan menganalisis minat entrepreneur anggota koperasi sekolah (3) mendeskrips-ikan dan menganalisis bagaimanakah pengaruh partisipasi anggota di koperasi sekolah terhadap minat entrepreneur. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif korelasional dengan analisis deskriptif dan analisi regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) keadaan kopsek CITRA adalah baik, dilihat dari tingkat partisipasi anggota di dalam koperasi sekolah yang tergolong aktif dan cukup aktif, partisipasi anggota di bidang organisasi koperasi sekolah adalah cukup aktif, partisipasi anggota di bidang modal adalah aktif, partisipasi anggota di bidang usaha adalah aktif, (2) minat entrepreneur siswa yang menjadi anggota koperasi sekolah  tergolong berminat karena memiliki dua aspek pembentuk minat entrepreneur yang tinggi yaitu aspek afektif dan kognitif yang diperoleh di koperasi sekolah maupun di luar koperasi sekolah, (3) Terdapat pengaruh yang signifikan baik secara parsial maupun simultan antara partisipasi anggota di koperasi sekolah terhadap minat entrepreneur karena kegiatan perkoperasian yang dilaksanakan oleh anggota di koperasi sekolah yang menjadi anggota koperasi sekolah melalui partisipasi organisasi, di bidang usaha dan di bidang modal berpengaruh terhadap minat entrepreneur siswa yang menjadi anggota koperasi sekolah.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disarankan: (1) Bagi Kepala Sekolah: Pihak sekolah dalam hal ini Kepala Sekolah disarankan untuk menggunakan koperasi sebagai laboratorium kewirausahaan atau entrepreneur bagi siswa karena minat entrepreneur siswa dapat timbul melalui koperasi sekolah. (2) Pihak Guru: Guru diharapkan lebih optimal lagi dalam memberikan bimbingan dan pembelajaran tentang koperasi sekolah kepada para pengurus dan anggota yang merupakan siswa kelas X dan XI, khususnya guru mata pelajaran ekonomi dan pembimbing koperasi. (3) Pihak Siswa: a. Siswa di harapkan lebih meningkatkan partisipasinya di dalam koperasi sekolah sebagai anggota, sebagai pengurus, sebagai pengawas, di dalam bidang usaha dan di dalam bidang modal serta meningkatkan pengetahuan tentang koperasi dan koperasi sekolah, b. siswa diharapkan memanfaatkan koperasi sekolah sebagai laboratorium kewirausahaan. (4) Peneliti selanjutnya : Agar objek yang diteliti lebih luas, sehingga hasil penelitian lebih representatif dan valid. (5) Pengurus dan anggota koperasi sekolah : a. para pengurus senantiasa semakin aktif dalam mengelola koperasi untuk peningkatan atau kemajuan koperasi sekolah dan lebih optimal lagi dalam menjalankan tugas sebagai pengurus, b. anggota koperasi sekolah diharapkan agar berpartisipasi lebih aktif dalam setiap kegiatan yang diselenggarakan oleh koperasi sekolah.

Dan Ibu MIMING ARYUNI, adalah salah satu guru penggerak koperasi siswa yang berhasil di SMA Negeri 4 Bandar Lampung.